Rabu, 18 Maret 2009

Membuat Otak Creative menjadi Otak Inovative

Penulis : Fajar Hidayat


Otak Creative adalah otak yang disiapkan untuk melakukan berbagai percobaan. Inilah yang dimaksud sebagai wujud kreatifitas. Hasil dari kreatifitas akan menghasilkan sesuatu yang disebut temuan. Jika temuan ini terus dilanjutkan di otak Creativitas, maka hasilnya adalah ciptaan. Ciptaan merupakan produk kreasi orisional yang belum pernah ada. Sementara temuan adalah karena melihat sesuatu yang telah ada, lalu menyampaikannya dengan cara yang baru agar lebih efektif dan inovatif. Untuk menjelaskannya, saya beri contoh salah satu saja bagaimana mengoperasikan Otak Creative.

Example, meski tidak memiliki ide, berusahalah tetap menciptakan sesuatu yang baru seperti menulis, mendisain, dan mencari informasi-informasi baru yang bermanfaat. Tidak peduli apakah hasil karya kamu itu bakal selesai atau tidak. Jangan peduli apakah hasil karya kamu saling berhubungan satu sama lain atau tidak, pokoknya hasilkan aja karya baru kamu. Target kamu adalah, menjaga Otak Creative tetap bekerja. Tujuannya adalah menciptakan Otak Inovative.

Apa itu Otak Inovative?

Berbeda dengan Otak Creative. Otak Inovative justru bisa didapat karena adanya proses Otak Creative. Jika kamu bertanya kenapa ada seseorang penulis yang mampu menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat, bahkan bisa melakukannya setiap hari. Dan juga seorang disainer Grafis bisa lebih cepat mendapatkan ide-ide baru untuk menghasilkan karya-karya grafis yang inovative dan baru sehingga bias dinikmati semua orang. Lalu kamu bertanya-tanya, adakah resep rahasia agar bisa menghasilkan karya-karya baru dengan lancer dan inovatif…?

Sebenarnya ini bukan rahasia atau misteri. Jika kamu memahami dengan baik apa itu Otak Creative dan Otak Inovative, maka kelak kamu juga bisa melakukan hal yang sama dengan mereka. Mampu menulis tanpa kendala yang berarti, mendisain dengn ide-ide baru atau apalah yang bisa membuat kamu bangga pada diri kamu sendiri, bahwa kamu bermanfaat buat semua, dan mudah merangkai atau menyusun kalimat atau membuat disain-disain yang kreatif dan inovatif. Gampang menemukan ide-ide baru dan sebagainya. Jika dilogika, semakin kamu kreatif, memaksimalkan Otak Creative, maka dengan sendirinya otak kita tersusun rapi seperti perpustakaan. Ini seperti mendisiplinkan otak untuk berpikir lebih dalam untuk menciptakan ide-ide baru yang keluar darinya. Meski ide kamu tidak penting, tidak terarah, tapi apa yang sudah kamu curahkan dalam ide akan menjadi “semacam kamus/perpustakaan” bagi otak kamu. Saat dibutuhkan, maka dengan mudah untuk dipanggil. Jadi jangan menyerah atau pun bosan dengn apa yang kamu lakukan, karena kedisiplinan itu penting untuk membuat Otak Creative menjadi Inovative.


Example oarang yang pernah pakek otak kayak gini adalah:
1. Leonardo da Vinci IQ=220 ( Universal Genius )
Pelukis Italia yang juga ahli dalam bidang mekanik dan arsitektur.


2. Blaise Pascal IQ=195
Seorang matematikawan, fisikawan, filsuf agama, dan master prosa asal Prancis. Dia yang menemukan Hukum Tekanan Pascal.


3. Galileo Galilei IQ=185
Dia adalah seorang filosofis, astronom, dan matematikawan yang berkontribusi besar dalam Sains dan Astronomi.


3. Albert Einstein IQ=160
Dia adalah fisikawan Amerika yang menemukan rumus Relatifitas

4. B.J Habibie IQ=150
Dia adalah anak Indonesia yang berhasil menemukan Teori Kepesawatan.


tapi perlu kita ingat lagi bahwa yang menentukan sukses bukan hanya IQ

Demikian yang bisa saya deskripsikan untuk seseorang yang ingin mejadikan otak mereka tetap kreatif dan inovatif dalam mencipta atau menghasilkan ide-ide baru. Dan juga bisa belajar Analogi, untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.


Terima kasih atas kunjunganya, semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat untuk menjadi lebih baik. Klo ada saran atau comment mohon tinggalkan pesan dibawah.

0 komentar:

Posting Komentar