Rabu, 25 Maret 2009

Hidup dan Cinta

Penulis : Fajar Hidayat

Hidup tanpa cinta
Kata Pepatah
Bagai sayur tanpa garam
Cinta adalah bumbu pelengkap kehidupan
Tebarlah cinta di sekelilingmu 
Agar semua yg ada disekitarmu bisa merasakan adanya kehangatan cinta
Tumbuhkanlah cinta untuk sesama
Agar mereka merasakan kehidupan yang sesungguhnya
Agar kamu merasa selalu hidup dan berarti untuk orang-orang disekitarmu
Hidup berarti apabila kita mampu untuk berbagi
Cintalah yang mampu memberikan arti hidup yang sesungguhnya
Maka hiduplah dengan cinta….

 
Madiun, 20 April 2008

This is Myself

Penulis : Fajar Hidayat

Dalam perjalanan hidupku
baik siang maupun malam
kau lihat…diriku begini adanya…..
Tidak seperti kau
tidak pula seperti dia
aku…ya diriku
Tak bergaun bertabur jasa
bukan pula pewaris mahkota
aku tak punya tahta
tapi aku bukanlah dayang
Apa yang ada padaku
tidak ada yang kau banggakan
namun juga tak dapat kau hina
jangan memaksaku tuk jadi dia atau seperti kau
Biarkan aku jadi diriku
karena aku bukan dia
Aku…kau dan dia memang berbeda
biarkan begini adanya
karena kita semua berbeda
dan dalam perbedaan kita tercipta keindahan
dalam hidup dan kehidupan


Madiun, 04 Februay 2008

Jumat, 20 Maret 2009

The Shadow Girl's

The Shadow Girl's
Penulis : Fajar Hidayat

Cerita yang terinspirasi dari mimpiku yang ku coretkan lewat cerpen. Mimpi itu timbul ketika aku berangan-angan jadi seorang Arsitektur dan imajinasiku pun muncul dalam cerita ini…

Ini bukan sebuah perjalanan yang indah untuk dilalui. Ini juga bukan sebuah pengalaman yang harus kalian ketahui. Namun biarkan disisi ini Aku menceritakan sebuah kisah yang bisa membuat kalian menyadari indahnya hidup dan bertapa kita tidak pernah bersyukur akan hidup kita ini.
Mungkin hal ini tidak dialami Romi hingga ia sadari masa lalu membangkitkannya untuk kembali dimana ia menyadari sebuah kehilangan besar dalam hidupnya. Perjalanannya ke sebuah tempat masa lalu penuh dengan duka. Ketika ia melihat dari sini. Disebuah tempat yang membesarkannya. Tempat yang tak pernah lupa akan semua itu. Di apartement yang membesarkannya dan adik tercintanya. Dengan kenangan bersama orang tuanya yang selama ini ada dalam hidup seorang remaja yang bernjak dewasa bernama Romi.

10 tahun lalu…..

Kedua kakak beradik itu sedang duduk di tempat dimana mereka bisa memandang langit bersama. Sungguh indah hingga tak terlukiskan kebahagiaan dua bersaudara laki-laki dan perempuan itu.

"Kakak kapan ya kita bisa bikin gedung lebih tinggi dari ini..?" ujar sang adik.

"Nanti kalau kakak sudah besar, kakak janji bikin gedung pencakar langit paling tinggi!" ujar Romi sebagai kakak yang sayang kepada adiknya.

"Jadi kakak mau jadi arsitek ya..?" tanya sang adik.

"Iya kakak mau jadi arsitek.. dan kalau Dewi besar nanti juga harus jadi arsitek kayak kakak ya..!" jawab sang kakak.

"Iya kakak. Dan kalau kakak bikin gedung namanya harus Dewi ya..! “ ujar sang adik dengan manjang kepada kakaknya.
"Ok..ok...." Romi sambil tersenyum.

Bayangan masa lalu indah itu seolah lenyap bersama ketika sang adik harus meninggal bersama satu keluarganya dalam sebuah kecelakaan. Kini tempat ini menjadi sejarah kembali dimana ia mengingat masa lalu. Tidak ada yang berubah dari tempat ini. Walau 10 tahun lamanya berlalu. Yang berbeda mungkin ketika ia menyadari sebuah Aquarium yang terdapat dipertepian pagar pembatas gedung ini. Romi mendekati Aquarium tersebut dan terdapat seekor kura-kura yang cukup besar sekitar 10cm, dan kura-kura itu tampak sedang terdiam. Ketika Romi mengangkat kura-kura itu, lalu sebuah panggilan membuat ia terkejut.

"Ngapain kamu..?" ujar seorang gadis dengan pakaian merah dan rambut panjang hingga pundak.

"Ehm.. sorry.. Cuma penasaran ja sama isi Aquarium ini..!" ujar Romi dengan PD (Percaya Diri).

"Jangan macam-macam ya.. cepet taruh lagi Moly..(nama kura-kura)..!" gadis itu melotot pada Romi.

"Ok ok.. maaf.. ga ada maksud apa-apa kok..!!” ujar Romi sambil melepas kura-kura itu dan menjauh dari Aquarium tersebut menuju pintu keluar dan sedikit menatap gadis itu yang mempunyai kulit pucat namun cantik.
"Tunggu.. mau kemana kamu..!!" ujar gadis itu.

"Mau pergi..mungkin kamu merasa terganggu jadi aku mau pergi dulu!" jelas Romi.

"Jangan pergi..!!.. tolong ambil kotak itu dan taburkan makanan untuk Moly..!" perintah gadis itu dan membuat Romi bingung.

"Ok ok.. !" ujar Romi tak menolak dan melakukan perintah gadis itu dan setelah itu gadis itu hanya menatap kura-kuranya dengan pandangan kosong. Kemudian Romi meninggalkan kedua makluk itu sambil berujar dalam hati.

"Galak amat.. sudah perintah-perintah tapi gak ucapkan terima kasih. Dasar aneh..!” ujar Romi kemudian menurunin tangga untuk pergi.

Kepergiannya dari teras atas itu ditatapi oleh gadis itu dengan hampa. Dan gadis itu sama sekali tidak bergerak hanya kosong menatap kura-kuranya dengan sebuah air mata yang jatuh dari matanya yang hitam dan sayup. Romi mendapat sebuah proyek didekat dari tempat dimana ia dibesarkan untuk membangun sebuah gedung perkantoran. Sehingga waktunya selalu ia habiskan dengan berkunjung menuju tempat dimana banyak kenangan yang kia lalui dimasa kecilnya dulu. Termasuk gedung dimana ia lihat gadis aneh itu. Dan hari ini kembali ia menuju tempat itu.

Namun kali ini tidak ia lihat gadis itu seperti biasa. Dan kura-kura itu tetap pada tempatnya. Sudah 3 hari berlalu . Ia hanya melihat genangan air di Aquarium itu mulai kotor dan mengering. Karena tidak ada gadis itu Romi pun berinisiatif untuk menambah kapasitas air itu untuk kura-kura yang malang itu. Dan setelah semua itu, ia memberikan sebuah makanan yang juga mulai menipis. Pekerjaan yang tidak pernah ia lakukan itu berakhir dan ia katakan sebuah kalimat kecil itu pada sang kura-kura.

"Majikanmu itu gak bertanggung jawab ya.. masa kamu ditinggal dan gak dikasih makan sih..!" ujar Romi.
Dan dari belakang tubuhnya muncul sebuah suara.

"Siapa yang gak bertanggung jawab..!" teriak gadis yang sama membuat ia terkejut.

"Kagetin aja .. kok muncul gak bilang-bilang sih..?” Tanya Romi pada gadis itu.

"Loh emangnya ini tempat bapak moyangmu sehingga harus bilang-bilang..!” ujar gadis itu sinis.

"Ya bukan gitu sih..tapi kan gak perlu kagetin gitu kali..!" ujar Romi sedikit emosi.

"Ok.. sepertinya kamu baru saja membilas air untuk Moly. Terima kasih..!" gadis itu dengan cuek.
"Ok sama-sama.. lagi kebetulan aja..!” Romi dengan tersenyum.

"By the way.. ehm.. kamu tinggal disini.?” Tanya Romi dan gadis itu kelihatan bingung.

"Kok gak dijawab.. ok ok.. satu aja.. boleh tau nama kamu sapa..?" dan kembali gadis itu terlihat berpikir akan namanya dan ia melihat pakaian ku dengan tulisan Lonely Angel.

"aku.. Angel.. Lonely Angel!” kata gadis itu.

"hah.. namanya serem amet..he he he... ok ok.. gapapa . Aku Romi Syahputra.. panggil saja Romi.! Ok.!!" Romi memperkenalkan diri.

"Ok.. Aku sudah mesti pamit sudah mulai sore.. nanti kapan-kapan Aku datang lagi…! " ujar Romi meminta pamit.

Dan ketika Romi mulai melangkah pamit, gadis itu kemudian memanggilnya.

"Romi.. terima kasih. Dan aku tunggu kedatanganmu lagi…!" kata gadis itu dengan berkata pelan.

Romi hanya bisa tersenyum melihat gadis itu dan sepertinya ia mulai membaik dari pada semula dan ada sedikit senyum. Namun yang membuat Romi terkejut adalah namanya Lonely Angel. Nama yang tidak razim sekali. Romi pun berpikir seperti melihat nama itu sebelumnya. Dan nama itu adalah nama yang terdapat dalam bajunya. Baju dengan tulisan "THE LONELY ANGEL" .

“Astaga… Gadis itu menipu namanya sediri. Dan sungguh aneh.” ujarnya dengan penasaran.

Hari ini seperti biasanya, namun berbeda. Romi datang menuju tempat yang sama. Gadis itu tidak muncul mendadak seperti biasa. Namun dia sudah berdiri sambil memadangin arah langit-langit kota. Dan Romi mendekat sambil berujar.

"Apa kabar.. ?" ujar Romi dan gadis itu hanya memandangnya dan kemudian terdiam.

"Ehm.. kemarin aku lihat makanan si Moly habis. Kebetulan aku mampir jadi aku bawakan ini..!" sebuah kantong makanan yang Romi bawakan untuk kura-kura gadis itu.

"Aku taruh disana ya jadi kapan dia mau makan tinggal kamu kasih..!" ujar Romi sambil meletakkan makanan kura-kura itu.

"Romi.. kenapa kamu begitu baik terhadap Moly..!" pertanyaan aneh dari gadis itu.

"Hahaha.. itu biasa aja kok.. gak ada yang perlu di puji. Kamu sendiri kok sore sore gini ngapain disini" ujar Romi.

"Gak tau.. tapi tempat ini sangat indah dan mengingatkan aku akan sesuatu!” ujar gadis itu sambil memandang langit.

"Oh ya.. kalau gitu sama dong.. apa yang membuat kamu merasa tempat ini indah..?" tanya Romi.

"Tidak tau.. yang aku tau indah dan aku hanya ingin melihat Moly baik-baik saja..!” ujar gadis itu.

Sedikit pengalaman yang Romi ceritakan tentang indahnya tempat itu baginya. Angel (pangilan gadis itu) mendengar dengan baik. Wajahnya mulai sering tersenyum dalam indahnya kisah yang Romi bagi. Angel mulai berani bicara dan bertanya. Namun ada hal yang membuat Romi sedikit bingung. Mengapa gadis ini terasa seperti tidak mempunyai nafas kehidupan dan terdiam hanya ketika angin mulai menghempas rambutnya. Tidak bergerak sedikitpun dan hanya hampa dan kosong.

"Angel.. kamu tinggal dimana..?” tanya Romi.
"Aku gak tau.. sungguh aku gak tau..!"sambil menggelengkan kepala.

"Apa kamu kehilangan ingatan!!” ujar Romi pada gadis itu.

"Apa aku seperti kehilangan ingatan?" tanyanya balik gadis itu.

"Tidak sih tapi sangat aneh untuk kamu kalau lupa siapa kamu sendiri" jawab Romi.

"Kalau kamu butuh bantuan sama aku.. ngomong saja siapa tau aku bisa bantu." ujar Romi menawarkan sebuah bantuan.

"Kamu bisa.. kamu yakin..!” desak gadis itu.

"Semoga atas seizin Tuhan aku bisa lakukan..!" Romi menyakainkan gadis itu.

"Ada yang aneh dengan diriku.. bisa kan kamu pegang tangan aku!" perintah Angel.

"Oh ya.. !" Romi meletakan tangannya diatas tanga Angel.

DAN TANGAN ROMI TERHEMPAS KELUAR DARI TANGAN ANGEL .......

Romi terkejut dengan apa yang ia lihat sendiri. Wujub dari Angel hanya sebuah bayangan dan hal yang sudah membuat Romi aneh sejak awal. Tidak ada pergerakan apapun ketika sebuah angin menyentuh tubuh dan rambutnya.

“Apa dia ini hantu..!” Tanya Romi dalam hati.

"Kenapa kamu terdiam .. apa kamu takut..?" tanya Angel.

"Kamu.. kamu ini hanya bayangan.! Mengapa bisa begini..?" Tanya Romi panic.

"Iya.. aku pun tak tau apa yang terjadi padaku.. tapi inilah aku..!" jawab Angel.

Tubuh Romi perlahan mulai mundur dari sosok Angel.

Tubuhnya merinding. Dan tatapan terakhir dari wajahnya yang seolah sedih melihat takut akannya tidak ia hiraukan. Dan Romi berlari sekencang mungkin menurunin tangga dan panik. Ia baru saja melihat sesosok hantu.
” Hantu apa itu..?” tanya Romi dalam hati, Penasaran.

“Ataukah aku sedang bermimpi..? “ tanya dalam hati kedua kalinya.

Pertanyaan yang tidak bisa ia jawab. Angel hanya menatap kepergiannya dengan sebuah air mata kembali. Romi begitu egois. Namun dunia mereka sangat berbeda untuk itu.

Hari demi hari bayangan Angel terus merasukin hatinya. Antara rasa takut dan rasa penasaran serta prihatin . Berhari - hari ia pikirkan dan satu hal yang membuat ia mulai menyadari. Ini adalah rasa prihatin dan rasa penasaran. Terlebih ia mulai jatuh cinta pada Moly. Dia akan mati bila ditinggalkan disana untuk beberapa lama tanpa ada yang mengurus. Dan Romi pun bertekad kembali ke teras gedung itu diantara rasa takut dan sedih.

Ketika ia injakkan kakinya dipelantaran gedung itu tidak ada siapapun . Hatinya sedikit tenang kemudian ia mulai meletakkan makanan untuk Moly. Dan pergi jauh. Dan tanpa ia sadarin Angel meingikuti dari belakang. Didalam sebuah perjalanan menuju tempat bus. Romi menunggu di halte bus. Sendirian dan hari mulai tampak malam. Cuaca sedikit mendung dan seperti akan turun hujan. Ketika bus mulai dating Angel muncul seketika dan memanggilnya.

"Romi.. jangan naik bus itu..!" ujar Angel.
"Kenapa kamu bisa muncul disini ..?” Tanya Romi sedikit takut.

"Yang pasti dengarkan aku.. jangan naik bus itu.. !" agak memaksa.

"Untuk apa aku percaya dengan kata-kata kamu..!" sedikit takut.
"Bila kamu tidak percaya aku.. tapi percayalah untuk rasa terima kasih Moly kepada kamu yang telah merawat dia..!” ujar Angel tampak serius.

"Ok .. kali ini aku ikuti mau mu.. aku akan tunggu bus selanjutnya..!” pasrah.

Selang beberapa lama kemudian bus itu meninggalkan Romi yang duduk dihalte menunggu bus selajutnya.
Berjalan sekitar 100 meter dari halte bus. Sebuah truk barang yang berlawanan arah menabrak dengan kencang . Bus itu tergelincir.

“Bisa aku bayangkan apa yang akan terjadi padaku bila aku tetap berada di dalam bus itu.. kematian.!!” ketakutan dalam hati Romi.

Dan kali ini ia menatap wajah Angel dengan sebuah pernyataan.

"DIA MENYELAMATKAN NYAWAKU.." pernyataan yang muncul dari dalam hati Romi.

Dan ia pun kembali ketempat yang sama untuk menghilangkan rasa takut. Di teras gedung itu. Bersama Lonely Angel. Dia tidak seperti seorang yang jahat untuk Romi. Dia menolongnya. Kali ini Romi pun ingin bicara banyak dengannya. Angel tidak dapat mengingat akan sosok siapa dia sesungguhnya. Namun Romi menemukan sebuah jejak yang bisa membuat ia tau siapa Angel. Dibawah Aquarium itu terdapat sebuah No. kamar dibawah apartement. Kamar 013. Dan ia yakinin ini adalah kamar milik Angel. Walau tidak yakin. Romi mencoba untuk mencari kamar itu.


"Apa kamu merasa pernah ingat tempat ini..!" tanyanya pada Angel.

"Tidak..!" ujar Angel.

"Ok kalau gitu.. kita ketuk saja.!" dan setelah mengetuk untuk sekian lama tidak ada siapapun yang menjawab.

"Kamu gak perlu ketuk.. Aku bisa masuk.!" Angel memasukin pintu itu dengan tubuhnya menembus tanpa batas. Dan Romi sedikit takut sesungguhnya. Ini pengalaman yang tak pernah bisa ia bayangkan. Berbicara dengan hantu. Dan bebarapa saat kemudian Angel keluar dari tempat itu.

"Apa yang kamu lihat didalam..?" Tanya Romi dan Angel hanya menangis.

"Aku melihat tubuhku terletak diranjang...!” ujarnya.

Tidak ada pilihan lain selain Romi mendobrak pintu itu. Dan kemudian masuk ke dalamnya. Walau terlihat seperti maling. Tapi untuk urusan pintu sebagai arsitek bukan masalah. Ia dapati tubuh asli Angel tertidur kaku di ranjang putihnya. Dan Romi periksa detik dahinya. Masih bernafas.

"Tubuh kamu masih bernafas.. kamu masih hidup.namun kenapa kamu bisa..!?" ujar Romi.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan .. lebih baik kita bawa kerumah sakit.!” ujar Romi lagi mengangkat tubuh Angel dengan cepat. Dan membawanya kerumah sakit. Angel menatapnya dengan penuh rasa cemas.
Dan begitu pula Romi menatap tubuh Angel penuh dengan cemas, dan dokter segera melakukan pemeriksaan.
Dan mereka menunggu diantara tempat diruang gawat darurat.

"Tenang saja.. kamu pasti sembuh..!" ujar Romi terlihat bodoh berbicara sendiri.

"Romi.. aku masih hidup..? apakah ini benar.. aku masih hidup..!” desak Angel.

"Hanya Tuhan yang bisa menjawabnya.. namun percayalah tubuh kamu masih ada dan bernafas..!” ujar Romi menyakinkan Angel.
"Andai aku tidak bisa kembali kedalam tubuhku.. apa aku akan selamanya begini..?" tanya Angel.

"Aku tidak tau.. maaf Angel..!" ujar Romi yang tak bisa menjawab keajaiban alam ini. Sungguh diluar batas pemikiran manusia. Romi bicara dengan sebuah jiwa tanpa raganya. Dimana raganya masih bertahan hidup untuk kembali bersatu.

Beberapa jam kemudian dokter keluar dari ruangan itu .

"Apa anda sanak keluarga dari pasien..?" ujar dokter wanita itu.

"Bukan.. namun untuk sementara iya..!"ujar Romi.

"Pasien koma karena mengalami sebuah penyakit Neurosurgery (penyakin saraf yang tidak sadarkan diri). Dimana keadaan pasien mengalami koma karena sebuah benturan keras atau mungkin terjatuh. Dan tidak sadarkan diri hingga tidak bisa dilukiskan dalam ilmu kedokteran disebut mati suri. Namun pasien bisa sadarkan diri kapan saja Tuhan mengizinkan. Namun yang terberat tidak sadarkan diri untuk waktu selamanya dan mati karena kekurangan cairan tubuh dan tidak terjadinya proses metabolisme layaknya kehidupan. Bila anda pernah melihat tayangan televisi. Kasus artis Sukma Ayu. Mungkin seperti itu" ujar dokter dengan detail.

"Astaga.. lalu apa yang harus kami lakukan..!” ujar Romi.

Dokter itu kelihatan bingung karena hanya Romi yang dilihatnya,tapi romi bilang kami.

"Tidak ada selain berdoa pada Tuhan.." ujar dokter.

"Angel.. kamu dengar sendiri apa kata dokter.. semoga Tuhan bemurah hati.." ujar Romi pada Angel yang membuat dokter bingung.. karena ia bicara sendiri.

Dan Angel hanya bisa termenung dengan rasa takut. Ia tak yakin akan bisa kembali dalam tubuhnya. Namun ia memastikan satu hal. Ia akan mencoba. Memasukin tubuhnya sendiri hal yang sulit dijelaskan oleh logika namun ini adalah sebuah harapan terakhir. Tubuhnya sudah lama tidak mengalamin proses metabolisme sehingga kemungkinan hidup akan sangat sulit.

"Cobalah.. mungkin akan bisa.." ujar Romi memberi semangat.

"Terima kasih untuk menolong aku hingga saat ini Rom..!” ujar Angel.

"Aku lah yang harus berterima kasih. Mungkin tanpa kamu . .aku sudah tidak ada disini..!” ujar Romi pada Angel.

"Ok aku akan masuk kedalam ruang gawat darurat itu.. doakan semua berjalan dengan baik..!” dengan semangat Angel masuk kedalam ruang gawat darurat itu.

"Pasti.. aku akan berdoa agar Tuhan memberikan jalan untuk kamu..!" ujar Romi.

Dan Angel menangis untuk kesekian kalinya.

"Jangan manangis Angel. Sudah terlalu banyak air mata untuk semua ini. Sekarang berjuangalah dengan semangat..!” dukungan Romi untuk kepergian Angel.

Kata-katanya itu menjadi hal terakhir yang ia katakan terlebih melihat Angel mulai berjalan menjauh darinya. Romi mulai menyadari ketika Angel menembus pintu ruang gawat darurat itu dan menghilang. Romi pun mengucap doa pada Tuhan agar memberi jalan untuk semua ini. Dan beberapa saat kemudian. Seorang suster keluar dari pintu dan berlari menuju kantor dimana dokter yang merawat Angel tadi. Romi menghentikan langkah suster itu dan bertanya satu hal.

"Suster ada apa..? kenapa terburu buru..?bagaimana dengan keadaan pasien..?" desak Romi pada suster yang terburu-buru.

"Terima kasih padalah Tuhan nak.. gadis itu telah sadar dalam hidupnya..ia kembali" ujar suster itu yang membuat mata Romi berseri-seri dan tanpa sadar ia menitiskan air mata kesembuhan Angel.

Angel mulai dipindahkan dari ruang unit gawat darurat. Dan ketika ia keluar dari ruang UGD. Romi berlari menuju tubuh Angel yang didorong dengan tenda. Dan Romi pun menyapanya.

"Angel.,, kamu sudah kembali..?" ujarnya dan Angel hanya terdiam. Dari tatapan matanya, Romi menyadari satu hal. Itu padangan mata ketika ia pertama kali berjumpa dengan Angel. Padangan mata dimana ia tidak mengenal Romi lagi.

“Ya Tuhan inilah hal yang akan kuterima dengan ikhlas. Hal dimana aku hanya bisa bersyukur setidaknya pernah mengenalnya walau hanya dalam sebuah bayangan. Namun aku bahagia. Aku tidak akan pernah menyesal untuk semua itu. Karena dibalik semua kehilangan ini. Dia telah bangkit dan kembali pada hidupnya. “ ujar Romi dalam hatinya.

Ada satu kenangan yang tak akan ia lupa untuk selamanya.. ketika ia mulai merindukan Moly. Dan hal dimana ia kembali padanya untuk melihatnya terakhir kali. Dan memberikan sebuah kehangatan. Dia mulai membesar dan sehat. Dan ini adalah 2 minggu setelah Lonely Angel sadar dari mimpi panjangnya.

"Ok.. Moly. Aku mesti pergi karena tugas aku untuk pembangunan gedung sebelah telah berakhir. Dan semoga kelak aku bisa kembali kemari." sebuah kata perpisahan untuk kura-kura yang mempertemukan Romi dengan Angel.
Sebuah teriakan kembali muncul dibalik tubuh Romi.

"Siapa kamu..?" ujar seorang gadis yang tak asing untuk Romi ketahui.

"Aku.. Romi..!" dan Romi mulai sadar siapa dia.

"Kamu sendiri..kalau boleh tahu siapa..?" tanya Romi.

"AKU …! PANGGIL SAJA NAMAKU LONELY ANGEL" ujar gadis itu.


****SELESAI****

Terima kasih telah baca tulisanku, semoga dari cerita yang aku bawakan kita semua lebih menyayangi hidup kita. Dan menjalankan yang bermanfaat untuk hidup kita yang singkat ini. Tidak menyia-nyiakan apa yang pernah kita perbuat untuk diri kta sendiri atau orang lain. Jika ada saran atau comment tolong tinggalkan pesan dibawah.by…….

Rabu, 18 Maret 2009

Makna dalam Hidup

Penulis : Fajar Hidayat

Banyak orang yang mau berusaha berbuat baik-baiknya apa yang mereka anggap baik. Tapi, banyak juga orang yang acuh terhadap kehidupannya. Padahal seharusnya kehidupan yang mereka miliki itu indah apabila mampu memaknai dan mau berusaha. Dan ini, mungkin sebagai alternative kita untuk menyukuri dan menghargai hidup kita yang hanya singkat ini.


Selalu melihat kebawah.
Saat kamu merasa kalau kamu bukan seorang yang beruntung, coba kamu ingat berapa banyak orang yang lebih tidak seberuntung daripada kamu. Contohnya, kamu merasa klo keluarga kamu tidak peduli sama kamu. Coba ingat, berapa banyak orang yang tidak seberuntung kita yang bias merasakan punya keluarga.

Jangan menyia-nyiakan orang terdekat.
Kita punya teman dan punya sahabat. Tapi, mungkin diantara kita lebih dekat sama sahabat, sebab sahabat lebih bias memahami posisi kita. Janagan menyia-nyiakan sahabat, karena dia ada memang buat berbagi dan tidak usah sungkan berbagi masalah kamu sama dia soal memang dia ada buat direpotin. Bukan Cuma itu, jangan mudah marah sama sahabat karena hal sepele. Kalau kamu akan marah sama sahabat, kamu ingat sudah berapa kali dia bantuin kamu. Dan kalau dilihat sudut pandang manapun, cari sahabat lebih sulit dari pada cari pacar.

Hadapi masalah dengan senyum.
Masalah memang terus-terus datang. Dan tidak semua masalah bias diselesaikan dengan mudah. Tapi, semua masalah pasti mengundang sebuah pelajaran berharga. Dan tersenyum dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti apapun. Percayalah, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.

Berusaha berbuat baik kepada siapapun.
Berbuat baik memang sulit dan tidak ada balasan yang nyata. Tapi, rasakan kalau kamu bias berbuat baik dan mengurangi beban orang lain, kamu pasti dapatkan kepuasan batin. Jadi, bias buat hidupmu tidak hanya berarti buat diri sendiri namun juga orang lain.

Selalu memberikan kesempatan kepada orang yang salah sama kamu.
Manusia tidak luput dari kesalahan. Makanya, kalau ada orang yang melakukan kesalahan sama kamu, sebaiknya kamu memberikan kesempatan buat memperbaiki kesalahannya. Mungkin ada unsure ketidak sengajaan. Tapi,apa salahnya kita mencoba bersabar dan kasih kesempatan. Jangan pernah berprasangka buruk terlebih dahulu kepada orang lain.

Memaafkan lebih baik daripada menyimpan dendam.
Rasa maaf yang besar dapat mengalahkan berjuta kesalahan. Namun, kadang rasa benci yang besar dapat menutup segala mata hati kita. Kemarahan yang berlebih dapat menimbulkan pertentangan bahkan permusuhan. Jadi, lebih baik memaafkan dari pada menambah musuh.


Dari uraian saya diatas adalah beberapa alternative buat memaknai hidup. Dan jangan lupa diiringi dengan doa dan usaha. Berdoa kepada Allah swt., agar kita dapat menenangkan jiwa, karena hanya Dia-lah yang mampu mengubah hal yang mustahil. Jangan lupa, selalu bersukur dan tersenyum. Sebenarnya hidup ini indah kalau kita tau jalan yang benar. Semua harapan bisa tercapai bila kita percaya kepada Allah swt. Dunia ini indah, berwarna dan penuh dengan makna hidup.
Jadi, buatlah hidupmu jadi lebih berarti. Dan jangn sia-siakan hidup yang indah ini. Karena hidup kita ini hanya sekali, oleh karena itu kita harus bisa memaknai hidup kita dengan kebaikan. Allah swt. Menciptakan hidup ini bukan hanya cuma-cuma, namun kita yang melakukan kehidupan ini harus merawat hidup kita dan terus mencari makna hidup.


Terima kasih atas kunjungannya, jika ada salah kata saya selaku orang yang masih mempunyai kekurangan mohon maaf, karena hanya Dia-lah zat pencipta kehidupan yang memiliki kesempurnaan.
Jika ada saran ato comment mohon tinggalkan pesan dibawah ini.

Membuat Otak Creative menjadi Otak Inovative

Penulis : Fajar Hidayat


Otak Creative adalah otak yang disiapkan untuk melakukan berbagai percobaan. Inilah yang dimaksud sebagai wujud kreatifitas. Hasil dari kreatifitas akan menghasilkan sesuatu yang disebut temuan. Jika temuan ini terus dilanjutkan di otak Creativitas, maka hasilnya adalah ciptaan. Ciptaan merupakan produk kreasi orisional yang belum pernah ada. Sementara temuan adalah karena melihat sesuatu yang telah ada, lalu menyampaikannya dengan cara yang baru agar lebih efektif dan inovatif. Untuk menjelaskannya, saya beri contoh salah satu saja bagaimana mengoperasikan Otak Creative.

Example, meski tidak memiliki ide, berusahalah tetap menciptakan sesuatu yang baru seperti menulis, mendisain, dan mencari informasi-informasi baru yang bermanfaat. Tidak peduli apakah hasil karya kamu itu bakal selesai atau tidak. Jangan peduli apakah hasil karya kamu saling berhubungan satu sama lain atau tidak, pokoknya hasilkan aja karya baru kamu. Target kamu adalah, menjaga Otak Creative tetap bekerja. Tujuannya adalah menciptakan Otak Inovative.

Apa itu Otak Inovative?

Berbeda dengan Otak Creative. Otak Inovative justru bisa didapat karena adanya proses Otak Creative. Jika kamu bertanya kenapa ada seseorang penulis yang mampu menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat, bahkan bisa melakukannya setiap hari. Dan juga seorang disainer Grafis bisa lebih cepat mendapatkan ide-ide baru untuk menghasilkan karya-karya grafis yang inovative dan baru sehingga bias dinikmati semua orang. Lalu kamu bertanya-tanya, adakah resep rahasia agar bisa menghasilkan karya-karya baru dengan lancer dan inovatif…?

Sebenarnya ini bukan rahasia atau misteri. Jika kamu memahami dengan baik apa itu Otak Creative dan Otak Inovative, maka kelak kamu juga bisa melakukan hal yang sama dengan mereka. Mampu menulis tanpa kendala yang berarti, mendisain dengn ide-ide baru atau apalah yang bisa membuat kamu bangga pada diri kamu sendiri, bahwa kamu bermanfaat buat semua, dan mudah merangkai atau menyusun kalimat atau membuat disain-disain yang kreatif dan inovatif. Gampang menemukan ide-ide baru dan sebagainya. Jika dilogika, semakin kamu kreatif, memaksimalkan Otak Creative, maka dengan sendirinya otak kita tersusun rapi seperti perpustakaan. Ini seperti mendisiplinkan otak untuk berpikir lebih dalam untuk menciptakan ide-ide baru yang keluar darinya. Meski ide kamu tidak penting, tidak terarah, tapi apa yang sudah kamu curahkan dalam ide akan menjadi “semacam kamus/perpustakaan” bagi otak kamu. Saat dibutuhkan, maka dengan mudah untuk dipanggil. Jadi jangan menyerah atau pun bosan dengn apa yang kamu lakukan, karena kedisiplinan itu penting untuk membuat Otak Creative menjadi Inovative.


Example oarang yang pernah pakek otak kayak gini adalah:
1. Leonardo da Vinci IQ=220 ( Universal Genius )
Pelukis Italia yang juga ahli dalam bidang mekanik dan arsitektur.


2. Blaise Pascal IQ=195
Seorang matematikawan, fisikawan, filsuf agama, dan master prosa asal Prancis. Dia yang menemukan Hukum Tekanan Pascal.


3. Galileo Galilei IQ=185
Dia adalah seorang filosofis, astronom, dan matematikawan yang berkontribusi besar dalam Sains dan Astronomi.


3. Albert Einstein IQ=160
Dia adalah fisikawan Amerika yang menemukan rumus Relatifitas

4. B.J Habibie IQ=150
Dia adalah anak Indonesia yang berhasil menemukan Teori Kepesawatan.


tapi perlu kita ingat lagi bahwa yang menentukan sukses bukan hanya IQ

Demikian yang bisa saya deskripsikan untuk seseorang yang ingin mejadikan otak mereka tetap kreatif dan inovatif dalam mencipta atau menghasilkan ide-ide baru. Dan juga bisa belajar Analogi, untuk bisa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.


Terima kasih atas kunjunganya, semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat untuk menjadi lebih baik. Klo ada saran atau comment mohon tinggalkan pesan dibawah.

Aturan untuk Jadi Hacker Sejati

Penulis : Fajar Hidayat


Sebenarnya aturan main disini berlandaskan etika hacker yang berpedoman kepada kejujuran, kebaikan, dan pemanfaatan untuk lebih baik. Untuk menjadi hacker yang tidak memiliki masalah (biasanya hacker punya banyak masalah) pertama kita harus mempelajari etika hacker. Saya sendiri juga masih mempelajari bagaimana jadi hacker yang tidak punya masalah, malah bisa membuat masalah menjadi suatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Tapi saya binggung kenapa selalu gak sabaran, “pengennya dibawa seneng ja semau gue..!!”


Jadi mungkin begini untuk para hackingkers dalam bertindak, hacker harus memanfaatkan situasi yang pas dan bergerak dengan pikiran (logika yang matang) yang berlandaskan etika dan aturan main hacker.


Banyak Sekali hacker yang jahat. Tapi tidak semua hacker itu jahat kok, jadi kamu harus setuju dengan peraturan hacker dibawah ini, mungkin menurut pendapat saya begini :


Etika Hacker :
1. Memiliki kemampuan mengakses komputer tanpa batasan.
2. Semua informasi yg diberikan tidak boleh dipungut bayaran apapun. Tidak ada yg boleh disembunyikan, dan di tutup tutupi.
3. Tidak percaya pada otoritas, artinya memperluas desentralisasi / berkuasa sendiri.
4. Tidak memakai identitas palsu, seperti nama samaran yang konyol, umur, posisi, dll.
5. Mampu berseni dikomputer.
6. Komputer dapat mengubah hidup menjadi lebih baik.
7. Pekerjaan yang di lakukan semata-mata demi kebenaran informasi yang harus disebar luaskan.
8. Memegang teguh komitmen tidak membela dominasi ekonomi industri software tertentu.
9. Hacking adalah senjata mayoritas dalam perang melawan pelanggaran batas teknologi komputer.
10. Baik Hacking maupun Phreaking adalah satu-satunya jalan lain untuk menyebarkan informasi pada massa agar tak gagap dalam computer informasi.


Setelah itu ini adalah cara main hacker, dalam artian hacker bukan berarti membabibuta menyerang tanpa pikir panjang namun lebih menganalisis logika dalam otak :
1. Di atas segalanya, hormati pengetahuan dan kebebasan informasi.
2. Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan / lubang di keamanan yang anda lihat. Seperti Bug, Seceruty dll.
3. Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack. Semata mata untuk kepuasan sendiri (egoisasi).
4. Tidak mendistribusikan dan mengumpulkan software bajakan. Tanpa maksud tertentu.
5. Tidak pernah mengambil resiko yang bodoh , selalu memperhitungkan kemampuan sendiri. Tudak brutal dalam melakukan hacking, semaunya sendiri.
6. Selalu bersedia untuk secara terbuka / bebas / gratis memberitahukan dan mengajarkan berbagai informasi & metoda yang diperoleh secara cuma cuma, tanpa pamrih.
7. Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang. (Saysker)
8. Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
9. Tidak pernah secara sengaja menghapus dan merusak file di komputer yang dihack. Keculai dengan maksud dan tujuan tertentu.
10. Hormati mesin yang di hack, dan memperlakukan dia seperti mesin sendiri.
11. Hacker sejati akan selalu bertindak berlandaskan kode etik dan aturan main, mungkin seperti yang saya paparkan diatas.



Dan ini adalah aturan main Hacker :

1. Kepada para Netter bagi yang akan mendapatkan atau menyebarkan informasi , harap yang bermanfaat bagi orang banyak.
2. Dilarang membawa nama Forum Hacker (securehackerlink) dalam setiap kasus yang disebabkan oleh kamu sendiri dan ilmu (hacking) kamu. JANGAN bawa nama siapapun !!. Termasuk nama pengarang artikel.
3. Dilarang mempost artikel yang berbau sarat ataupun yang menjerumuskan tanpa seizin tertulis dari pihak administrator ataupun moderator yang berkewajiban mengizinkan.
4. Dilarang berbicara kotor, kasar ataupun yang menghina sesama hacker tanpa alas an apapun.
5. Wajib memperkenalkan dirinya dalam dalam menyampaikan informasi.
6. Senantiasa membawa Citra Islami dalam aksi Hacking ataupun sejenisnya.
7. Dilarang memposting data sensitif orang lain didalam webster seperti username, password, kartu kredit, dsb.


Dan yang melanggar akan ditindak dengan membanned ke alamat e-mail, ip username dll, tergantung tingkatan kebersalahan yang kamu lakukan.

Jadi Hacker bukanlah Netter yang suka cari masalah, namun lebih memberi manfaat kepada orang lain dengan informasi-informasi yang diberikan. Selanjutnya kamu, untuk para hackingkres.


Terima kasih atas kunjungan kalian para netter semoga informasi dari saya ini bisa bermanfaat. Klo ada comment ato saran tolong tinggalkan pesan dibawah.

Minggu, 15 Maret 2009

Sebuah Mimpi Joni

Sebuah Mimpi Joni
Penulis : Fajar Hidayat

“Tidak ada orang yang bodoh di dunia ini,
yang ada hanya orang yang pintar dan belum pintar”


Ini tentang sekolah masa sekolah Joni 2 bulan yang lalu. Saat disekolah mulai jam pelajaran berlangsung dan keadaanya berbeda dari hari-hari biasanaya.


Hari itu Joni suntuk banget. Walau ia udah mutusin buat ninggalin kelas dan kumpul bareng teman-temannya yang lain, Joni masih tetap aja suntuk. Biasanya, ia suntuk kalau udah ketemu dengan pelajaran yang penuh dengan angka-angka dan rumus-rumus yang sulit dipahami. Tapi biasanya bakalan hilang kalau ia udah ninggalin kelas dan kumpul di markas (tempat berkumpulnya anak-anak yang kabur dari kelas waktu jam pelajaran) dengan yang lain. Palingan ngobrol-ngobrol sambil makan, ada juga yang main handphone, sambil dengerin music, ngegame juga sms.


Biasanya kalau udah kumpul di markas, Joni udah kembali enjoy lagi. Apalagi kadang ada yang iseng ada yang bawa game dari rumah, terus mereka semua main bareng, Yah asyik lah pokoknya. Tapi hari ini, semua itu nggak bikin suntuk Joni hilang. Ia ngerasa kayaknya hari-harinya tuh nggak bermakna banget. Tiap hari bolos, ngobrol-ngobrol, main game sama temen-temennya. Sama sekali nggak bermakna. Sempat benaknya pengen nyoba ikut belajar sama yang lain di kelas. Tapi, ia nggak yakin hal itu bisa hilangin kesuntukkannya.

Joni melihat beberapa temannya masih ada yang sibuk maen game sambil ngobrol-ngobrol ngak jelas. Kali ini game yang dibawa dari rumah ngak ngedidik banget. Sebenarnya pengen maen, tapi ia lagi suntuk banget. Rasanya maen game itu nggak banyak ngebantu. Ada juga yang nawarin ngrokok. Tapi ia menolak. Sebenarnya bukan karena nggak mau. Tapi ia bukan anak orang berada. Kalau ia jadi kecanduan, ia nggak bakal bisa beli seperti mereka. Masa mau minta terus.

Akhirnya Joni mutusin buat keluar dari markas, tentunya setelah pamit dengan yang lain.

“Mau kemana Jon?” Langkahnya pun terhenti.

“Keluar. Aku suntuk,” jawabnya pendek.

“Sudah, di sini aja!!! Udah ku bilang, kamu tuh ngerokok aja.” tawaran temenya

“Thanks sob, tapi aku lagi pengen hirup udara luar,” elaknya.

“Jangan bilang kamu mau balik ke kelas!!” tanya seorang temennya yang lagi ngrokok.

Joni tersenyum tipis.

”Kamu kayak nggak kenal aku aja. Aku pergi ya sob.” sambil berjalan keluar tempet itu.

Ia pun melangkahkan kaki keluar markas. Mereka sempat merhatinya keluar, tapi sesaat kemudian, mereka sudah kembali dengan aktifitas masing-masing.

Joni melangkahkan kaki tak tentu arah. Ia bingung mau kemana.

“Pulang? …Ngapain? .. Mau cari masalah sama Emak?” berkata dalam hatinya.

“ Terus aku musti ke mana.? Aku benar-benar sangat suntuk.!” gumamnya lagi.

Akhirnya ia memutuskan untuk terus melangkah entah ke mana. Mungkin langkahnya ini yang akan menunjukkan kemana ia harus pergi.

Setelah sekian lama melangkah, ia berhenti. Di depannya tampak pemandangan yang menurutnya amat mengherankan. Tiga orang pemuda seusianya sedang menghitung hasil penjualan. Sepertinya, mereka berjualan koran. Joni mengernyitkan dahinya, heran.


“Bukankah sudah lama ditetapkan kalau semua anak bisa sekolah tanpa dipungut biaya.?” batinnya.

“Selama ini, aku sekolah tanpa harus bayar SPP atau uang masuk dan sejenisnya. Bahkan belakangan ini anak jalanan sudah jarang terlihat karena mereka sudah bisa sekolah.” kata dalam hatinya.

“Tapi, kenapa mereka nggak sekolah?” tanya Joni dalam hati.

Entah kenapa tiba-tiba Joni menjadi tertarik dengan mereka. Dengan perlahan ia mendekat ke arah mereka. Mereka terlihat lelah. Tapi, tampak kepuasan di wajah mereka. Mungkin korannya laku terjual. Joni duduk tepat di samping mereka. Sekilas, mereka memperhatikan Joni. Tapi kemudian, kembali sibuk menghitung hasil penjualan koran mereka.

“Kamu nggak sekolah?” Tiba-tiba salah seorang dari mereka yang berpostur paling kecil bertanya pada Joni.

Joni terkejut. “Sepertinya dia tertarik denganku.” kata hati Joni.

” Memangnya kenapa?” Joni balas bertanya.

“Bukannya sekarang jam sekolah, seharusnya kamu nggak berada di sini.” kali ini yang menyahut adalah laki-laki yang satunya lagi, yang berkulit paling hitam.

“Lagi malas,” jawab Joni mulai agak suntuk dengan “wawancara” ini.

“Oh.” sahutan pendek itu terlontar dari anak yang paling kurus di antara mereka.

“Sayang banget ya Bud.?” Si hitam itu kembali bersuara, kali ini tidak ditujukan pada Joni, tetapi kepada Si kurus.

Si kurus hanya mengangguk.

“Sayang kenapa?” tanya Joni penasaran.

Joni yang mendengarnya tiba-tiba tertarik untuk berkata.” Kalian nggak sekolah sih, makanya nggak tahu, betapa suntukknya berada di kelas, dikelilingi semua temanmu yang seolah penuh semangat ketika rumus-rumus itu memutari otaknya dan berusaha masuk ke dalamnya. Sementara kepalamu sudah hampir mengeluarkan seluruh isinya karena sudah penuh dengan rumus.”

Mereka nampak terkejut dengan perkataan Joni.

”Nanti kamu marah,” ucap Si kecil.

“Mungkin nggak,’” jawab Joni pendek.

Mereka terdiam sejenak.

”Kami bertiga pengen sekolah. Tapi nggak bisa,” ucap Si hitam.

Joni mengernyitkan dahinya lagi.

”Kenapa nggak bisa, sekarang kan sekolah udah gratis.” Joni berkata pada mereka.

“Emangnya kamu mau dengar cerita kita?” tanya Si hitam.

Joni mengangguk.

*****

Ternyata mereka bertiga nggak sekolah karena nilai mereka tidak mencukupi. Si kecil, memang anak orang tak punya. Dulunya waktu SMP terlalu sibuk bantu bapaknya, ditambah dia sendiri kurang serius belajar, makanya nilai ujiannya jeblok abis. Untungnya dia masih bisa lulus.

Si hitam anak orang nggak punya juga. Bedanya, dia tuh punya otak pas-pasan banget. Udah dijelasin sekian kali, dia masih tetap nggak ngerti, Dia sih pengennya privat sama gurunya biar bisa ngerti. Tapi bapaknya nggak punya uang buat bayar les. Ditambah lagi teman-temannya pada sibuk belajar sendiri karena takut nggak lulus. Jadinya, dia cuma ngandalin otak pas-pasannya itu. Akhirnya dia lulus dengan nilai paling tinggi dari bawah. Sedangkan Si kurus, udah belajar, les ini itu, tapi tetap aja nilainya jeblok. Menurutnya, dia nggak pernah konsen kalau les dan belajar. Makanya nilainya ancur kayak yang lain.

Mereka bertiga nggak diterima di sekolah negeri karena nilai mereka yang jeblok itu. Mungkin mereka bisa diterima kalau di sekolah swasta atau dengan membayar lebih atau istilahnya ‘uang pelicin’. Tapi mereka punya uang dari mana? Makanya akhirnya mereka mutusin buat jualan koran. Daripada diam di rumah menyesali nasib mereka.

Hal itu kemudian menjadi pelajaran buat mereka dan juga buat Joni yang memahami cerita mereka. Jika saja ada kesempatan, mereka ingin sekali memperbaiki diri, mencoba untuk serius belajar, sehingga mereka tidak akan mengalami lagi apa yang telah mereka alami sekarang ini.

“Mungkin dengan jual koran, kita bisa bayar uang untuk masuk sekolah swasta,” celetuk Si hitam.

Keinginan besar mereka untuk sekolah membuat Joni tersentak. Dengan begitu mudahnya, ia bisa masuk ke salah satu sekolah favorit karena dulu ia masih serius belajar. Dan sekarang, ia malah menyia-nyiakan kesempayanya dengan membolos seperti ini hanya dengan alasan karena otaknya tuh udah jenuh. Terlalu penuh dengan rumus-rumus. Sementara masih ada orang yang ingin sekolah, tapi nggak bisa sekolah.

Apa yang bisa Joni lakukan sekarang. Ia hanya seorang Joni, pelajar yang sama sekali nggak ada gunanya, selalu membolos. Ia bisa berbuat apa untuk mereka, sedangkan untuk memikirkan dirinya sendiri aja ia nggak pernah. Ia nggak pernah mikir, mau jadi apa ia ini, kok malah nggak peduliin pendidikannya kayak gini.

Tiba-tiba terbersit dalam hatinya, suatu saat nanti ia akan mengubah pendidikan ini jadi lebih baek.

“Kenapa mereka nggak diberi kesempatan untuk sekolah. Hanya gara-gara nilai mereka jelek? Padahal, sekolah kan bertugas membuat siswa yang awalnya mendapat nilai jelek menjadi lebih pintar dan dapat mengubah nilai jeleknya itu. Tapi faktanya, sekolah hanya bisa mengajar anak yang pada dasarnya sudah pintar, menjadi tambah pintar. Lalu yang belum pintar tidak diizinkan sekolah, sehingga akhirnya mereka tidak akan pernah menjadi pintar.” gumam Joni.

Sebenarnya setiap manusia memiliki potensi untuk menjadi pintar. Karena pada dasarnya manusia itu sama-sama memiliki akal yang mampu membuatnya menjadi lebih dari yang lain, serta memiliki otak yang mampu menyimpan hal-hal baru yang mereka temui, hingga seluruh dunia dan segala isinya akan ada di kepala mereka. Mungkin Joni harus membantu mereka mewujudkan itu. Meskipun ia tidak bisa membantu mereka untuk bisa bersekolah, tapi ia rasa, masih ada yang bisa ia lakukan saat ini.

Joni mengeluarkan beberapa buah buku dari tasnya.

“Kalian bisa baca ini setelah berjualan,” ucap Joni sambil memberikan buku –buku pelajarannya pada mereka.

“Besok aku akan datang lagi. Nanti akan kuajarkan apa yang kudapatkan di kelas pada kalian. Gratis,” lanjutnya lagi.

Mereka tersenyum padanya, pancaran mata mereka terlihat berbinar-binar.

“Makasih ya,” ucap mereka.

Sungguh, Joni merasa terharu sekali dengan ucapan itu. Baru kali ini ia merasa bahwa keberadaannya berguna. Walau hanya sekedar meminjamkan buku yang ia punya, dan memberikan sedikit dari apa yang ia dapat di sekolah, ia merasa menjadi seseorang yang lebih berarti dari sebelumnya.

“Mungkin ini tak ada apa-apanya, Teman. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk mereka. Karena mereka, aku tak tertarik untuk bolos lagi. Karena aku sudah berjanji akan mengubah pendidikan ini. Pendidikan ini nggak akan biasa kuubah kalau aku sendiri tak berpendidikan.” Perntataan Joni dengn semngat.

Joni berjanji, suatu saat nanti nggak akan ada lagi anak-anak sekolah yang akan mengalami nasib yang sama dengan mereka (penjual korang yang ngak sekolah).

Setelah ini Joni berharap, masih ada lagi yang bisa ia lakukan. Joni sangat berharap semua teman-temannya di markas akan mengalami hal yang sama dengan yang ia alami. Joni akan menceritakan pengalamannya bertemu teman-teman baru itu kepada mereka. Semoga saja mereka mau mendengar pengalaman Joni. Dan mereka mau berubah. Sehingga akan semakin banyak generasi-generasi muda berprestasi yang akan mampu mengubah dunia ini.

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda.
Ada yang pintar dan ada yang belum pintar.
Dan pendidikan bertugas mengubah yang pintar menjadi lebih pintar
Serta yang belum pintar menjadi pintar.

Rabu, 11 Maret 2009

Aku Memilih mu

by : Fajar Hidayat

Aku memilihmu…
Untuk menemani di kala siang tak bermentari
Saat malam tak berbintang
Agar dapat terangiku dengan senyuman

Aku memilihmu…
Saat terik sinar menyengat dan membakar
Ketika bulan sabit atau purnama
Untuk temaniku menyusuri dunia

Aku memilihmu…
Dengan hati yang tak memilih waktu
Sepenuh cinta tanpa masa
Semenjak harap masih mendengung hampa

Seorang Lelaki Tentang Kejujuran

Seorang Lelaki Tentang Kejujuran
Penulis : Fajar Hidayat

Ia terkenang sepuluh tahun yang lalu. Pertama kalinya ia harus berjanji dengan dirinya untuk tidak pernah jujur. Betapa ia ringis mengenangnya. Tapi ia sadar harus melakukannya. Sejak itu ia tidak pernah berkata jujur kepada siapapun.

Ia masih anak-anak 7 tahun dari keluarga tidak berada. Anak-anak sebesarnya sedang sibuk mendaftar sekolah pertengahan bulan Juli, ia masih ingat betul tanggal 10. Teman-temannya pada sibuk pergi ke pasar membeli buku, baju sekolah, dan pensil. Hanya ia yang tidak peduli dengan kesibukan itu karena ia tahu tidak akan sekolah. Tetangganya, Anto bertanya, ”Kamu tidak daftar Di?” Ia menggeleng.

Tepat hari pertama sekolah, Anto terkejut melihat Budi hadir di sekolah lengkap dengan pakaian seragam.

”Kamu bohong, Di. Katanya kamu tidak sekolah.”

Itu pertama kalinya ia kenal dengan kata bohong. Ia tidak mampu menjelaskan kepada Anto kenapa ia bisa hadir di sekolah itu dan mengenakan seragam pula. Ia masih ingat, ketika itu dikatakannya kepada Anto, Mamaknya mengirimkan uang untuk biaya sekolahnya. Tapi Anto tetap mengatakan bahwa ia telah berbohong awalnya.

Di musim layangan, teman-temannya sibuk membuat layangan dari bambu dengan berbagai macam bentuk. Berbeda dengan yang lainnya, hanya ia tidak datang ke lapangan sekolah karena ia tidak suka bermain layangan. Namun, pada suatu siang, ia datang membawa layang-layang berbentuk kupu-kupu ke lapangan sekolah. Teman-temannya bilang, ”Katanya tidak mau main layangan.”

Sejak itu tidak ada orang yang percaya dengan omongannya. Di sekolah, ia lebih dikenal dengan nama Panduto. Lebih akrab dengan nama Pandu. ”Oh, Pandu,” begitu kata teman-temannya.

Bila teman-temannya bermain dadu atau gambar, Budi tidak pernah diajak. Berenang ke sungai juga tidak. Tapi Budi selalu datang sendiri.

Ia tidak pernah senang dengan panggilan Pandu yang diberikan teman-teman kepadanya. Ingin dijelaskannya kenapa ia tidak senang bermain layangan. Ia harus membantu ibunya ke sawah untuk menanam padi. Daripada teman-temannya kecewa, ia bilang saja tidak suka main layangan. Tapi, pada hari kedatangannya ke lapangan sekolah, ibunya menyuruh bahkan memaksa.

”Hari ini kamu tidak usah bantu ibu ke sawah. Main layanganlah dengan teman-temanmu,” begitu kata ibu.

”Tapi saya sudah mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak suka main layangan. Saya bantu ibu saja di sawah.”

Ibu terus memaksa dan memberikannya sedikit uang untuk membeli layangan yang dijual di kedai Pak Amin. Ia terpaksa melakukannya.

Ada yang tidak bisa diterima teman-temannya, pada hari Jumat, sebelum mengaji di surau. Mereka bersama telah sepakat untuk tidak datang mengaji. Tos-tosan tanda kesepakatan. Hari itu, mereka akan main kelereng. Dari rumah masing-masing, semuanya tetap membawa kain sarung dan AlQuran. Di suatu lapangan yang jauh dari rumah, rencananya mereka akan berkumpul. Tidak lupa, dalam kesepakatan, semuanya harus membawa kelereng yang banyak. Siapa yang kalah mesti memberikan kelerengnya kepada temannya yang menang.

Pertama yang datang ke lapangan Soni. Ia duduk di rumput sambil menunggu kedatangan temannya yang lain. Datang Anto, Pardi, Ilham, Aldo, dan Gilang. Sebelum memulai permainan, mereka bercakap-cakap tentang hukuman yang akan diterima dari guru mengaji yang terkenal dengan hukuman berdiri dengan kaki sebelah itu.

”Kalau bersama tidak terasa hukuman itu,” kata Anto membuka suara.

”Biasa saja.”

”Atau, karena kita ramai-ramai, kita dikeluarkan mengaji,” Ilham sedikit takut.

”Mana mungkin Guru Bidin akan mengeluarkan kita mengaji. Dengan apa ia akan makan? Bukankah hanya ini pekerjaannya?” Gilang mematahkan pernyataan Ilham

Lama mereka berbincang, mereka ingat seorang temannya lagi, Budi.

”Pandu kemana? Kenapa ia belum datang?”

”Tunggu saja. Barangkali sebentar lagi ia akan datang.”

Setengah jam mereka menunggu, Budi tidak juga datang.

”Dasar Pandu. Ia pasti berbohong lagi. Kita mulai saja permainan,” ajak Aldo yang dari tadi hanya diam mendengarkan teman-temannya berbicara.

Keesokan harinya, ketika istirahat siang, Budi dikerumuni teman-temannya dan dibawa ke suatu tempat yang lengang.

”Kamu berbohong lagi.”

”Maaf,” kata Budi singkat.

Ia lalu bercerita tentang ibunya. Tidak ada niat untuk melanggar kesepakatan itu. Saya pun suka bermain kelereng. Tapi entah mengapa, ketika akan pergi mengaji, saya iba melihat ibu yang baru saja pulang dari sawah. Ia berkeringat dan jelas kelelahan seharian membanting tulang di sawah. ”Kamu tidak ke surau, Nak?” kata ibu. Saya tidak akan membohongi ibu, makanya saya pergi mengaji.

Teman-temannya melongo mendengar Budi bercerita. Tapi mereka tetap tidak terima karena nanti sore mereka semua akan dihukum berdiri dengan kaki sebelah di tepi sawah dekat surau sebelum bisa mengaji lagi. Yang paling ditakutkan, andai Guru Bidin melaporkan kepada orang tua masing-masing.

***

Ia pergi dari kampungnya setamat sekolah dasar. Membantu ibunya yang sudah semakin tua. Terlebih, ia tidak ingin dipanggil Pandu. Di tempatnya yang baru, ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak pernah lagi berbohong, dalam keadaan apapun. Ia tidak akan banyak berbicara karena semakin banyak berkata-kata semakin banyak pula omongan itu yang tidak bisa dipertangungjawabkan.

Garis nasib membawanya kepada keberuntungan. Sifatnya yang luwes dalam bergaul mengantarkan ia berkenalan dengan Kusniadi, kepala instasi di bidang pendidikan. Ia dibawanya berkeja di kantornya sebagai tenaga honorer. Kusniadi bahkan menjanjikan suatu hari nanti ia akan menjadi pegawai tetap dan di SK-kan.

Sampai pada suatu hari ia mendengar kabar dari kampung, ibunya sakit keras. Ketika itu ia baru bekerja selama dua bulan. Ia lalu minta libur dan mengatakan alasannya kepada Kusniadi. Kusniadi mengizinkannya pulang dan memberikan waktu libur selama seminggu.

Belum sampai sebulan setelah ia kembali bekerja, ibunya kembali sakit. Kali ini lebih parah dari dua bulan yang lalu. Ditemuinya Kusniadi dengan alasan yang sama. Tapi jawaban Kusniadi tidak bisa diterimanya.

”Kamu berbohong. Dua bulan lalu kamu katakan ibu kamu sakit. Sekarang sakit lagi. Saya tidak percaya.”

”Benar, Pak. Kalau Bapak tidak percaya, silahkan ikut saya ke kampung.”

”Alasan kamu saja. Kalau kamu pulang, kamu tidak akan saya perbolehkan lagi masuk kantor.”

Ia tidak mendengarkan Kusniadi. Ia pulang ke kampung melihat ibunya yang sakit, walau tidak tahu lagi harus bekerja apa sekembali dari kampung.

Ibunya harus dirawat di rumah sakit, ia terserang tumor ganas dan harus dioperasi. Tapi ia tidak cukup punya uang untuk merawat ibunya di rumah sakit, apalagi untuk biaya operasi. Askes yang diurusnya di kantor Wali Nagari tidak dapat menanggung biaya operasi. Hanya cukup penyediaan tempat saja, itu pun di kamar yang tidak layak huni. Untunglah, seorang rentenir mau meminjamkannya uang sebesar sepuluh juta dan dibayar 20% bunganya. Ia tidak peduli asalkan ibunya sembuh.

Dokter berhasil mengangkat tumor ganas yang bersarang di kepala ibunya. Alangkah senangnya Budi, tapi ia harus berpikir lagi untuk menulasi hutangnya kepada rentenir yang dijanjikannya lima tahun dengan bunga hampir sama dengan yang dipinjam.

Ia pergi ke Pekanbaru. Di sana, banyak orang kampungnya yang bekerja. Kota itu begitu terbuka bagi siapa saja yang mau berusaha. Kebanyakan orang-orang kampungnya yang merantau ke Pekanbaru menjadi kaya ketika pulang kampung waktu lebaran.

Ia diterima Soni di Pekanbaru. Soni berkerja sebagai pedagang mainan anak-anak. Memasuki pasar-pasar yang dihuni oleh orang-orang transmigrasi. Soni menggajinya cukup besar, untuk ukurannya. Lagi pula, laba yang diperoleh dari berdagang cukup besar. Di daerah transmigrasi, harga bisa dilambungkan daripada dijual di pasar Pekanbaru. Satu jenis pistol anak-anak yang dibeli dengan harga 15.000, bisa dijual di daerah transmigrasi tersebut 25.000. Mereka tidak protes karena memang tidak tahu harga dan jarang pergi ke kota. Lagi-lagi, ia bernasib mujur. Setelah uangnya banyak terkumpul, ia bisa berdagang sendiri.

Dagangannya tetap mainan anak-anak. Tapi, ia berdagang tidak seperti Soni. Soni menjual satu pistol anak-anak seharga 25.000 dengan modal 15.000, ia menjual 50.000. Entah berapa kali lipat dari modal yang ia beli. Bukan tanpa perkiraan, tapi ia percaya, ada orang-orang yang tetap akan membeli karena ia punya cara lain: berdagang dengan mulut.

”Pistol-pistolan ini saya dapatkan dari seorang anak pejabat di Pekanbaru. Tentu ibu tahu, mana ada pistol-pistolan anak orang kaya yang jelek? Ini tahan lama. Lebih penting, anak ibu punya mainan anak orang kaya.”

”Berapa harganya?”

”Lima puluh ribu saja, Bu.”

Ibu itu kaget dan sepertinya hendak beranjak dari situ.

”Tidak akan ibu temui di manapun pistol semacam ini. Lihat mereknya, Bu. Made in Amerika. Saya yakin, ini pistol dibeli di sana.”

Anaknya merengek dan menunjuk-nunjuk ke arah pistol-pistolan yang ditawarkan Budi.

Ia mampu meyakinkan ibu itu, dan ibu-ibu yang lain dengan caranya masing-masing. Berkat caranya berdagang, dalam waktu tiga tahun, ia mampu membayar hutangnya kepada rentenir di kampungnya. Bunganya, rencananya dalam tenggang waktu setahun lagi ia janjikan akan dibayar.

***

Budi mampu membayar hutangnya kepada rentenir tepat pada waktu yang ia janjikan. Ia kini telah mengirimkan uang belanja tiap bulan kepada ibunya di kampung. Membuatkan ibunya tempat tinggal yang layak dan mengembalikan sawahnya yang tergadai dulu.

”Pandu telah kaya sekarang,” kata orang-orang kampung.

”Saya yakin kerjanya menipu orang. Ia kan paling lihai dalam hal itu,” timpal warga yang sepertinya tidak senang dengan keberhasilan Budi.

Ia pulang ke kampungnya tiga hari menjelang lebaran. Warga kampungnya terkejut, Budi pulang tidak naik bus, tapi mobil sedan, untuk ukuran kampung sudah dianggap wah.

Di hari lebaran, ia menyumbang untuk pembangunan masjid sebanyak satu juta rupiah. Dari mikropon masjid diumumkan keras-keras. ”Bagi saudara-saudara yang balik dari rantau, silahkan sumbangkan jerih payah itu untuk pembangunan masjid kita yang masih terbengkalai. Bidin satu juta rupiah. Ayo, siapa lagi?”

Anto, temannya waktu SD datang ke rumahnya bersilaturrahmi. Ketika datang ke rumah Budi, ia telah lupa dengan Pandu. Yang ada di depannya sekarang adalah Budi, sahabatnya sewaktu SD dulu.

”Sudah kaya kau sekarang, Di. Apa pekerjaanmu?”

Ditatapnya sahabat lamanya itu. Dengan pasti dijawabnya,”Berbohong.”




Terima kasih atas kunjungan kalian. Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Dan jika ada salah kat ato pengetikan mohon maaf.

Jika ada saran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.

Semut dan Belalang

Penulis : Fajar Hidayat

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

“Apa!” teriak sang Semut dengan terkejut, “tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”

“Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang; “Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu.”

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

“Membuat lagu katamu ya?” kata sang Semut, “Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!” Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.


terima kasih atas kunjungannya diblog saya. Klo ada kurang lebihnya saya mohon maaf..jika ada sran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.

Bosannnnn.......!

Penulis : Fajar Hidayat

Pada awalnya manusialah yang menciptakan kebiasaan. Namun lama kelamaan, kebiasaanlah yang menentukan tingkah laku manusia.

Ada seorang yang hidupnya amat miskin. Namun walaupun ia miskin ia tetap rajin membaca.

Suatu hari secara tak sengaja ia membaca sebuah buku kuno. Buku itu mengatakan bahwa di sebuah pantai tertentu ada sebuah batu yang hidup, yang bisa mengubah benda apa saja menjadi emas.

Setelah mempelajari isi buku itu dan memahami seluk-beluk batu tersebut, iapun berangkat menuju pantai yang disebutkan dalam buku kuno itu.

Dikatakan dalam buku itu bahwa batu ajaib itu agak hangat bila dipegang, seperti halnya bila kita menyentuh makhluk hidup lainnya.

Setiap hari pemuda itu memungut batu, merasakan suhu batu tersebut lalu membuangnya ke laut dalam setelah tahu kalau batu dalam genggamannya itu dingin-dingin saja.

Satu batu, dua batu, tiga batu dipungutnya dan dilemparkannya kembali ke dalam laut.

Satu hari, dua hari, satu minggu, setahun ia berada di pantai itu.

Kini menggenggam dan membuang batu telah menjadi kebiasaannya.

Suatu hari secara tak sadar, batu yang dicari itu tergenggam dalam tangannya. Namun karena ia telah terbiasa membuang batu ke laut, maka batu ajaib itupun tak luput terbang ke laut dalam.

Lelaki miskin itu melanjutkan ‘permainannya’ memungut dan membuang batu. Ia kini lupa apa yang sedang dicarinya.

Teman, pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan perulangan yang membosankan? Dari kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya, kita harus bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang, mungkin sambil melakukan aktifitas lainnya, seperti belajar, nonton TV, tidur, lalu pada malamnya makan malam, kemudian tidur, keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktifitas seperti hari kemarin, hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun !! Hingga akhirnya tiba saatnya untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur, keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktifitas yang sama seperti kemarin, sampai kapan?

Pernahkah kita merasa bosan dengan aktifitas hidup kita?

“Bila hidup ini cuman suatu rentetan perulangan yang membosankan, maka kita akan kehilangan kesempatan untuk menemukan nilai baru di balik setiap peristiwa hidup.”

Artinya, jangan melihat aktifitas yang kita lakukan ini sebagai suatu kebiasaan atau rutinitas , karena jika kita menganggap demikian, maka aktifitas kita akan amat sangat membosankan !!

Cobalah maknai setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, mungkin kamu akan menemukan suatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya, “Setiap hari merupakan hadiah baru yang menyimpan sejuta arti.”


Terima kasih atas kunjungan kalian. Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Dan jika ada salah kat ato pengetikan mohon maaf.

Jika ada saran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.

Kisah Seekor Belalang

Penulis : Fajar Hidayat

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk tubuh ?”.

Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang
aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.

Renungan :
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang.

Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang
membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita tanpa pernah berpikir benarkah kamu separah itu?
Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.

Tidakkah kamu pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa kamu bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau kamu mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah kamu ingin membebaskan diri agar kamu bisa mencapai sesuatu yang selama ini kamu anggap diluar batas kemampuanmu?

Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang kamu ingin capai. Sakit memang, lelah memang, tapi bila kamu sudah sampai di puncak, semua pengorbanan itu pasti akan terbayar.

Kehidupanmu akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup pilihanmu sendiri. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan untukmu.


terima kasih atas kunjungan kalian moga bisa bermanfaat.

jika kalian ada saran buat ku mohon tinggalin pesan dibawah ya...ato commentnya...

Monster Dalam Hidupmu

Penulis : Fajar Hidayat

Alkisah ada seorang pemuda, ia adalah pembasmi monster. Untuk melindungi rakyatnya, ia berangkat memburu dan membasmi monster.
Dalam perjalanannya, ia bertemu monster kelaparan. Dibidiknya monster itu dengan panahnya, sambil berteriak "Matilah kau monster! Kau telah membuat rakyatkut kelaparan. Kubunuh kau agar rakyatku bebas dari kelaparan."

Monster tersebut menatap pemuda tersebut dan berkata, "Kuakui aku menyebabkan rakyat kelaparan, tetapi coba kau pikirkan manfaat yang telah kuberikan. Tanpa rasa lapar, mereka akan menganggur dan mati perlahan. Kuberi mereka semangat untuk mencari makan dan bertahan hidup. Daripada membunuhku, kenapa kau tidak mempelajari bagaimana agar aku dapat menjadikan seseorang tetap sehat, tidak kelaparan."

Pemuda tersebut terdiam dan meresapi kata-kata monster. Ada kebenaran dalam kata-katanya. Maka diapun mengampuni monster tersebut dan menjadikannya teman.

Kemudian pemuda itu melanjutkan perjalanan memburu monster. Ditengah perjalanan ia bertemu monster dingin. Nah, ini dia monster yang harus dimusnahkan. Ia menyebabkan banjir, rakyat menjadi susah. Saat akan dibunuh, monster itu berkata "Ya, aku menurunkan hujan, menyebabkan banjir, banyak rakyat mati karenanya. Tetapi, tanpa hujan, rakyat mu akan mati kehausan, pertanian tidak akan berjalan. Dan pada akhirnya penduduk akan mati juga. Dari pada membunuhku, kenapa engkau tidak mempelajari bagaimana memanfaatkan kekuatanku ini?"

Kembali pemuda itu melihat kebenaran dari kata-kata monster ini. Akhirnya ia urung membunuh dan menjadikan monster ini sahabatnya. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya kembali untuk memburu monster lainnya.

Ditengah perjalanan, akhirnya ia menemukan monster yang benar-benar tidak berguna. Monster penderitaan. Maka dibidiknya monster tersebut. Kembali monster itu berkata, "Ya.. aku menyebabkan penderitaan pada rakyat mu. Kau pikir mereka akan lebih baik tanpa penderitaan, coba pikirkan, karena penderitaan, mereka berkembang menjadi dewasa dan belajar. Apakah kau ingat, saat kecil ketika tangan mu terkena api, kau menderita sakit, darisana kau belajar bahwa api dapat membakar. Semenjak itu kau berhati-hati terhadap api. Dengan adanya penderitaan, manusia belajar untuk menghadapinya dan mengambil hikmahnya. Suka tidak suka, kau membutuhkanku."

Dan lagi-lagi pemuda itu merasakan kebenaran dalam ucapan monster itu. Akhirnya pemuda ini mengubah misinya. Daripada membunuh monster itu, ia mulai menggali dan mempelajari bagaimana memanfaatkan monster ini.

Dalam kehidupan, sering kali kita menghadapi berbagai macam monster. Baik itu situasi, atau masa lalu yang menghantui kehidupan kita. Yang menjadi masalah adalah bukan monster tersebut, tetapi bagaimana kita menghadapinya, bagaimana kita mengatasinya.


Terima kasih atas kunjungan kalian. Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Dan jika ada salah kat ato pengetikan mohon maaf.

Jika ada saran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.

Mengenal Empat Tipe Kepribadian

Penulis : Fajar Hidayat


Galen, seorang ahli fisiolog Romawi yang hidup di abad ke-2 Masehi , yang pertama kali memperkenalkan teori empat kepribadian. Ia menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi menjadi empat kelompok besar: sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis (sempurna), dan phlegmatis (damai). Meski teori ini tergolong sangat kuno, para psikolog masa sekarang mengakui, teori kepribadian ini banyak benarnya.

Menurut teori ini,

* Tipe pertama adalah sanguin, tipe yang mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.

* Tipe kedua adalah koleris, yang suka berorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.

* Tipe ketiga adalah melankolis yang cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.

* Tipe keempat adalah phlegmatis, yang seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.

Setiap orang mempunyai kombinasi dari dua kepribadian. Umumnya salah satunya lebih dominan, kadang juga keduanya seimbang. Sanguin dan koleris bisa berkombinasi secara alami karena keduanya ekstrovert, optimis dan terus terang. Kombinasi ini menghasilkan individu yang sangat energik. Mereka punya daya tarik serta banyak bicara sambil menyelesaikan pekerjaan mereka, entah melakukannya sendiri atau menyuruh orang lain untuk mengerjakannya.

Phlegmatis dan melankolis bisa berkombinasi karena keduanya introvert, pesimis, dan lembut. Mereka melakukan segala sesuatu dengan sempurna dan tepat waktu, tidak mau mengambil sikap konfrontatif. Namun anak tipe ini akan mudah terkuras energinya jika berurusan dengan orang lain.

Kombinasi koleris-melankolis dan sanguin-phlegmatis menggabungkan optimis dan pesimis, yang suka hura-hura dengan yang tidak suka hura-hura, dan yang supel dengan yang suka menarik diri. Akibatnya anak cenderung tidak seimbang dan berubah-ubah kepribadiannya tergantung keadaan. Kombinasi koleris-melankolis menghasilkan individu yang sangat berorientasi pada tugas. Kombinasi ini akan menjadi peraih prestasi tertinggi, melakukan segala sesuatu dengan cepat dan sesempurna mungkin. Namun mereka bisa menjadi nge-boss dan manipulatif sekaligus mudah stres jika orang lain tak bisa melakukan segalanya dengan benar dan tepat waktu.

Kepribadian sanguin dan phlegmatis juga bisa berkombinasi, menghasilkan orang yang berorientasi pada hubungan. Kombinasi ini menjadikannya teman bagi semua orang. Ia dikagumi karena sifat humornya, selalu rileks, dan menerima orang lain apa adanya. Namun ia cenderung tidak disiplin, tidak suka melakukan apapun, mudah lupa tanggung jawabnya, dan selalu dapat merayu orang lain untuk mengerjakannya bagi mereka.

Kepribadian memang bisa dirubah sedikit demi sedikit setelah tumbuh dewasa. Misalnya, jika ia merasa terlalu emosional, ia bisa merubahnya sedikit demi sedikit sehingga bisa lebih sabar. Namun kepribadian seseorang telah ada sejak ia lahir, dan akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam kehidupannya. Maka ada baiknya jika kita bisa memahami kepribadian diri kita sendiri, juga kepribadian orang-orang di sekitar kita. Karena tiap tipe kepribadian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dan masing-masing tipe ini akan berinteraksi dengan baik jika dapat saling melengkapi.


Terima kasih atas kunjungan kalian. Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Dan jika ada salah kat ato pengetikan mohon maaf.

Jika ada saran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.

TIPS PENGATURAN JADWAL BELAJAR EFEKTIF

Penulis : Fajar Hidayat


Pengaturan Waktu adalah membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.

Pedoman:
~ Perhatikan waktumu.
~ Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu.
~ Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia.
~ Ketahuilah kapan kamu produktif.

Dengan mengetahui bagaimana kamu menghabiskan waktu dapat membantu untuk:

Pertama, Membuat daftar “Kerjaan”. Tulislah hal-hal yang harus kamu kerjakan, kemudian putuskan apa yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang dikerjakan orang lain, dan apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya.

Kedua, Membuat jadwal harian/mingguan. Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel kronologis. Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur dengan mengetahui kamu sudah siap untuk menyambut besok.

Ketiga, Merencanakan jadwal yang lebih panjang. Gunakan jadwal bulanan sehingga kamu selalu bisa merencanakan kegiatanmu lebih dulu. Jadwal ini juga bisa mengingatkanmu untuk membuat waktu luangmu dengan lebih nyaman.

Rencana Jadwal Belajar Efektif:
• Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan.
• Prioritaskan tugas-tugas.
• Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
• Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas. Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu 24 jam tanpa review.
• Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar.
• Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk belajar.
• Rencanakan juga “deadline”.
• Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore hari.
• Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan.
• Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!


Terima kasih atas kunjungan kalian. Semoga ini bermanfaat buat kita semua. Dan jika ada salah kat ato pengetikan mohon maaf.

Jika ada saran ato comment mohon tinggalin pesan dibawah.