Senin, 01 Juni 2009

The Best Friends and Soulmate

The Best Friends and Soulmate
Penulis : Fajar Hidayat
Suasana SMA Bhakti pagi itu sangatlah ramai. Tampak murid-murid duduk bergerombol di sudut-sudut sekolah tersebut. Adam dan Lucky perlahan mulai memasuki gerbang sekolah, mereka nampak santai dan menikmati suasana pagi itu. Tiba-tiba suara gaduh terdengar dari kejauhan



”Adam, Lucky tunggu!!”.



”Suara cempereng siapa tuh?” Tanya Adam.

”Alah kamu tuh belagak nggak tahu, itu kan suara Rieta pacarmu?” Jawab Lucky.

”Pacar??, sejak kapan aku menjadi pacar dia Luck?

Stupid barangkali kalau aku pilih dia.” Elak Adam.

Perlahan sosok orang yang dibicarakan datang dengan dandanan heboh.

”Good morning Adam and Lucky, How are you today ?”

“Eh, Riet jangan sok Inggris deh kamu, tuh kan gak fasih-fasih amat bicara bahasa Inggris?” Kata Lucky.

”Biarin aku kan juga kepingin jadi kayak bintang film Hollywood, kayak Julia Roberts, Drew Barymore.” Jawabnya Rieta.

Saat mereka bertiga berjalan menyusuri koridor kelas mereka bertemu Irene.

”Hai, Irene pa kabar?” Tanya Rieta sambil bercikipa-cikipi dengan Irene.

”Baik!, Eh, Riet boleh nggak nanti aku main ke rumahmu? Udah lama nih aku kangen main ke rumahmu, pengin nyicipin makanan buatan ibu kamu kayak dulu, waktu aku masih sering main.” Pinta Irene.

”Boleh-boleh aja asal ada tarifnya ya non untuk sekali cicip.” Kata Rieta dengan senyum penuh arti.

”Ya aku paham, aku harus pinjamin buku terbaru ku, ma kamu kan?

Eh, udah dulu ya aku harus kembali ke kelas ada tugas .” Pamit Irene.

“Sampai jumpa!.” Dengan perlahan Irene berjalan berlawanan arah dengan mereka.

Saat melewati Adam, Irene sempat melemparkan senyum manisnya. Adam pun membalas senyuman itu.

”Eh Dam, kamu senyam-senyum sama siapa sih kayak orang gila aja?” Selidik Lucky.

”Ah gak ada apa-apa kok.”Jawabnya sambil membuang muka karena malu

Teetttttttt!!. Bel masuk berbunyi.

Rieta, Adam, dan Lucky bergegas cepat masuk ke dalam kelas. Mereka tidak mau terlambat, karena jam pertama di kelas mereka adalah Pak Dedi guru killer yang ngajar fisika, yang so pasti bakal ceramah abis di depan mereka kalau terlambat. Tentang kedisiplinan lah, atau lebih parahnya tidak diperbolehkan masuk ke dalam kelas.

Di dalam kelas, pak Dedi nerangin rumus fisika yang bikin puyeng, tapi Adam malah senyum-senyum sendiri. Dibenaknya cuma ada bayang Irene.

’’She is the perfect girl’’ Gumam Adan dalam hati .

”Dam akhir –akhir ini aku lihat, kamu deket banget ma si Irene jangan-jangan kamu dah jadian ya?’’Tanya Lucky saat mereka nongkrong di kantin sekolah.

“Nggak, belum.” Sahut Adam kalem

‘’Wah, aku support deh kamu jadian, kalau dah jadian jangan lupa ya kasih PJ ma aku ?” sindir Lucky.

“PJ, apaan tuh” Sahut Adam.

“PJ tuh Pajak Jadian” Jelas Lucky.

“Oooh, gitu?? gampang bro itu urusan nanti.” Jawab Adam sambil matanya jelalatan mencari sosok Irene. 

Karena, akhir-akhir ini, ia telah lebih jauh mengenal sifat dan perilaku Irene.

Serombongan cewek dari kelas sosial duduk membelakangi Adam dan Lucky. Sekilas, Adam menangkap ada suara Irene, ia pun menolehkan kepalanya.

Yap, betul itu Irene makin cantik aja sih dia.’’ Gumam Adam..Irene yang sadar diamati, wajahnya pun bersemu merah.
***
Setelah beberapa minggu, usaha PDKT Adam berhasil. Ia pun memberitahu Lucky dan Rieta.

“Ky, Riet aku traktir kamu sepuasnya hari ini deh di kantin sekolah, usaha PDKT ku ternyata berhasil.” Curahan perasaan bahagia Adam.

“Huwee, selamat ya bro,’’ Sahut Lucky sambil merangkul sobatnya.

”Selamat ya.’’ Sahut Rieta seperti hampir menangis.

”Riet, kamu gak papa kan?’’ Tanya Lucky.

”Nggak apa-apa kok, aku bahagia karena salah satu dari kita udah engga jomblo.” Jawab Rieta.
***
Akhir-akhir ini, setelah Adam mengumumkan bahwa ia sudah punya pacar, Lucky mulai mengamati ada yang ganjil pada prilaku Rieta. Ia menjadi pemurung dan selalu menjauh dari Adam dan dirinya. Lucky pun mulai mencari tahu, apa yang terjadi pada Rieta. Ia pun sembunyi-sembunyi datang ke rumah Rieta mencoba mencari tahu melalui adik perempuannya Kalin.’

’Aku, gak tahu mengapa sikap kak Rieta akhir-akhir ini berubah, kak Lucky, lebih baik kakak tanya langsung ma orangnya.’’ Jawab Kalin saat Lucky mencoba menayainya mengenai perilaku kakaknya.

Sore itu Lucky menunggu di bangku taman di depan kompleks perumahan, hari ini ia janjian bertemu Rieta. Ia melihat dari kejauhan Rieta melambaikan tangan pada dirinya. Ia pun mendekat ke arah Rieta. Sekilas ia menangkap mata sembab Rieta.

’’Riet, kamu kenapa sih akhir-akhir ini menjauh dari aku dan Adam ? Memangnya kami buat salah sama kamu ya?” Tanya Lucky

”Jujur, ma aku . Kita kan sudah temenan lama.” Rieta pun menelungkupkan kepalanya ke bahu Lucky.

Lucky merasa sesuatu yang hangat mengalir membasahi bahunya.

’’Riet, cerita deh, biar aku bisa bantu selesain masalah kamu.” Pinta Lucky.

“Aku, gak bisa lihat Adam sama Irene jadian Luck, karena aku dari dulu suka ma Adam.” Sahut Rieta lirih.

“Riet, aku gak salah denger kan?” Tanya Lucky memastikan. Rieta mengeleng,

“Mengapa kamu gak jujur tentang perasaanmu sama dia sejak dulu?” Tanya Lucky.

”Aku engga sanggup Ky merusak persahabatan kita.” Jawab Rieta terbata-bata.

”Ok, aku udah tahu semuanya. Sekarang kamu harus bersikap wajar ma Adam mulai besok. Bisa nggak?’” Tanya Lucky

”Aku terus terang pingin kita kayak dulu”.terus Lucky.

”Aku gak bisa, terlalu sakit Ky.”Elak Rieta

”Kamu engga ngerti perasaanku banget sih.”Teriak Rieta. Ia pun, segera berlari meninggalkan Lucky yang hanya bisa menatap kecewa kepergiannya.
***
Esoknya di sekolah Lucky menceritakan apa yang terjadi pada Adam. Adam pun kaget. Bersama mereka mengunjungi rumah Rieta. Karena, beberapa hari ini Rieta tidak masuk sekolah. Di rumah Rieta, mereka disambut ibu Rieta

“Eh, Adam sama Lucky cari Rieta ya? Mari masuk.” Sambutnya.

”Tante panggilin Rieta dulu ya.’”

”Terimakasih Tan” jawab Adam dan Lucky serempak.

“Ngapain kalian ke sini?” Tanya Rieta saat melihat kedatangan Adam dan Lucky

”Aku dah tahu semuanya Riet. Kamu gak usah malu ma aku” Kata Adam

“Lucky, ngapain kamu menceritakan semuanya ke Adam?” Tanya Rieta kepada Lucky.

“Kamu memang lelaki gak bisa tanggung jawab.” Teriak Rieta pada Lucky.

“Sori Riet, aku terpaksa bilang ini demi kebaikan kita semua” Bela Lucky.

“Kamu memang ya……” Rieta pun berlari meninggalkan Adam dan Lucky.

”Riet, tunggu kita mau coba jelasin ma kamu” Kata Lucky sambil mengejar Rieta.

“Percuma..!!” Teriak Rieta.

Tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang, mobil itu hendak menabrak Rieta.

“Awas Riet..!!” Teriak Lucky sambil ia berlari hendak menyelamatkan Rieta.

Benturan pun terjadi, Rieta terjatuh di trotoar. Rieta pun tersadar dan mendapati tubuh Lucky bersimbah darah, Rieta mendekap tubuh kaku Lucky.

“Luckyyyyyyyyyy!!” Teriak Rieta. Tergopoh-gopoh Adam datang, Ia pun kaget dan segera mencari pertolongan.
***
Beberapa minggu kemudian, Adam, Rieta, dan Irene berdiri di sebuah gundukan makam yang masih basah. Pada nisan terukir nama Lucky bin Soedarwoko. Di samping makam itu, Ibu Lucky beserta kakak perempuan Lucky, Marisa duduk bersimpuh menangis sedih. Seolah mereka tak percaya Lucky telah tiada. Perasaan syok dirasakan Rieta, betapa ia terpukul atas kematian Lucky. Marisa yang melihat kehadiran Rieta segera menghampirinya

“Riet, sebelum Lucky meninggal ia sempat menulis surat untuk kamu, ini suratnya” Kata Marisa sambil menyerahkan surat Lucky kepada Rieta.

Setelah dari pemakaman Rieta pun membaca surat terakhir dari Lucky.

To Rieta
Hai Riet, mungkin saat kamu baca surat dari ku. Aku udah ga ada di samping mu. Sebenarnya aku dah lama sakit tapi aku berusaha nutupin itu dari kalian. Dokter memvonisku kena Leukimia, dan gak akan bertahan lama. Saat di Rumah Sakit, dokter pun angkat tangan atas kondisiku yang kian memburuk. Ia menyatakan kecil harapan ku buat sembuh. Tapi aku tetap optimis, untuk sembuh, karena aku punya harapan untuk menyatakan, bahwa aku suka ma kamu sejak dari dulu. Walaupun, pada akhirnya aku harus pergi tinggalin kamu nantinya. Aku gak nyesel, karena sudah menyatakan hal ini ama kamu.
Terimakasih udah jadi pelangi yang mewarnai hidupku yang singkat ini. Aku harap, kamu mau tetap sobatan dengan Adam.
Salam
Lucky

Rieta pun tersedu membaca surat itu. Ia pun berjalan ke balkon rumahnya menatap ke langit senja
“Luck, moga kamu bahagia di sana. Terimakasih udah jadi sahabat terbaikku.” Ungkap Rieta.
The end.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar